LOMBA
KARYA ILMIAH 2013
FAKULTAS
PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
Penerapan Cara Bercocok Tanam
Alternatif terhadap Pertanian Berkelanjutan (Sustainability
agriculture )
Oleh
:
Herviani
Shintia Utami
Amelia
Setyaning
Dyah
Aminingtyas
SMA IPIEMS SURABAYA
2013
Kata Pengantar
Puji
syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmat, kekuatan, serta kesehatan yang diberika
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan “ Karya Tulis Ilmiah “ dengan tema “ Srategi Mewujudkan Ketahanan Pangan
Berbasis Kearifan Lokal “ melalui pengelolaan lingkungan untuk pertanian berkelanjutan ( Sustainability agriculture) .
Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak dan Ibu guru yang
telah membimbing kami dalam menulis dan
mendampingi kami dalam melakukan program
percobaan urban farming yang kami lakukan. Serta terimakasih kepada
teman – teman yang telah membantu melancarkan jalannya percobaan urban farming sehingga kami dapat
berbagi dalam bentuk makalah yang telah
kami selesaikan. Semoga makalah ini dapat berguna sebagai referensi dibidang
yang sama
Surabaya,
Mei 2013
Penulis,
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Kurangnya
lahan pertanian saat ini mulai menjadi masalah baru yang jika tidak diatasi
maka akan menyebabkan berkurangnya produksi bahan makanan pokok. Semakin
meningkatnya pembangunan di kota-kota besar menyebabkan lahan penyerapan air
sangat sulit di jumpai, apalagi lahan untuk pertanian. Hal tersebut semakin
menguatkan anggapan bahwa pertanian hanya dapat dilakukan di pedesaan. Namun anggapan tersebut dapat ditentang,
karena bercocok tanam juga dapat dilakukan di kota besar dengan memanfaatkan
sisa lahan yang dapat di manfaatkan sebagai lahan pertanian, misalnya di
rumah-rumah penduduk, taman-taman kota, atau bahkan di sekolah-sekolah yang ada
di perkotaan dengan caraalternatif
bertanam agar dapat memberikan pelajaran lebih kepada masyarakat dan
para remaja untuk ikut menjaga, melestarikan dan menumbuhkan ide-ide baru untuk
mendukung kemajuan disektor pertanian. Cara alternatif bertanam yang
dimaksudkan adalah tidak membutuhkan lahan yang luas untuk melakukan aktivitas
pertanian tetapi dengan menggunakan media baru dalam bercocok tanam misalnya
dengan cara menanam hidroponik, bahan-bahan bekas yang tidak berguna (sampah)
atau bahkan memanfaatkan properti yang terdapat pada masing-masing tempat
seperti misalnya garasi mobil, pagar rumah, membuat tali-tali yang di
sambungkan dari satu tempat ke tempat lain di taman-taman dll.
Muncul
lagi ide baru untuk menyempurnakan pengelolaan lahan perkotaan dengan cara
salah satunya adalah urban farming. Urban Farmingadalah pertanian dalam kota
atau pemanfaatan lahan kosong yang
digunakan untuk pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan supaya dapat
memenuhi kebutuhan pangan, keindahan, dan kesehatan bagi masyarakat kota. Urban farming merupakan salah satu cara
yang dilakukan untuk mewujudkan kota hijau karena meningkatkan jumlah tanaman
yang ada di kota serta dapat dimanfaatkan juga untuk mencapai pertanian
berkelanjutan yang berbasis kearifan lokal.
Meningkatnya
kebutuhan pangan, semakin mahalnya harga bahan-bahan pokok dipasaran
menyebabkan para petani kewalahan menghadapi masalah tersebut. Seperti yang
sudah dibahas diatas bahwa urban farming
dapat membantu mengatasi masalah tentang semakin menurunnya bahan makanan pokok
yang berbasis kearifan lokal. Dengan adanya hal tersebut, jika diterapkan
program urban farming yang dilakukan
dengan cara alternatif bercocok tanam menggunakan objek tanaman yang berbasis
kearifan lokal maka produktifitas bahan pangan yang berbasis kearifan lokal
dapat ditingkatkan guna mencukupi kebutuhan masyarakat.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas dapat ditarik permasalahan yaitu, bagaimana menerapkan program urban farming dengan cara bercocok tanam
alternatif menggunakan media baru yang dapat digunakan untuk melakukan
aktivitas pertanian di perkotaan?
Tujuan Penelitian
Tujuan
dari diadakannya penelitian ini adalah untuk memulai program urban farming secara serentak diseluruh
kota dengancara alternatif bercocok
tanam menggunakan media tanam baru guna melakukan aktivitas pertanian di daerah perkotaan
yang memiliki lahan sempit sehingga pertanian berkelanjutan dapat diterapkan
dan ketahanan pangan berbasis kearifan lokal dapat terwujud bukan hanya
didaerah pedesaan namun juga didaerah perkotaan.
Manfaat Penelitiaan
Manfaat
penelitian yang dilakukan ini dapat di bagi menjadi tiga yaitu :
1. Bagi
Siswa
Bagi
siswa penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan pengetahuan tentang
menerapkan urban farming dengan cara
alternatif bercocok tanam menggunakan
media baru guna melestarikan dan membentuk serta mempertahankan pertanian
berkelanjutan yang berbasis kearifan lokal. Bukan hanya dapat dilakukan di
pedesaan namun juga di perkotaan. Serta mendorong para siswa untuk berkreativitas untuk memberikan ide-ide baru yang
dapat mendukung terbentuknya
pertanian berkelanjutan agar produksi bahan pangan berbasis kearifan lokal dapat lebih dikembangkan lagi.
2. Bagi
Petani
Bagi
petani penelitian ini bermanfaat untuk referensi baru guna pemanfaatan lahan
sempit untuk pertanian berkelanjutan,
serta membantu para petani untuk ikut menjaga terbentuknya sektor pertanian
yang lebih maju berbasiskan kearifan lokal.
3. Bagi
Masyarakat
Bagi
masyarakat penelitian ini berfungsi untuk memanfaatkan lahan sempit baik di
pekarangan rumah ataupun taman-taman kecil utuk melakukan pertanian dengan
caraalternative bercocok tanam menggunakan media baru yang dapat membantu untuk
meningkatkan produksi bahan pangan berbasis kearifan lokal yang memberikan banyak manfaat bagi masyarakat.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Urban Farming
Urban
farming merupakan program pertanian yang dilakukan oleh
penduduk desa yang melakukan urbanisasi ke kota dengan menggunakan lahan
sempit, Atau dapat disebut juga dengan pemanfaatan lahan sempit untuk aktivitas
pertanian yang dilakukan diperkotaan.Definisi Urban Farming sendiri menurut Balkey M adalah rantai industri
yang memproduksi, memproses dan menjual makanan dan energi untuk memenuhi
kebutuhan konsumen kota. Urban farming
juga menggunakan properti yang dapat membantu jalannyadilakukannya urban farming, contohnya barang-barang bekas seperti botol,
pipa bekas, kawat bekas dll, serta dapat menggandakan manfaat barang misalnya
pagar rumah bisa menjadi salah satu media tanam dalam melakukan urban farming.
Media
tanam hanya salah satu ciri dari urban
farming, selain itu urban farming
juga membutuhkan kreatifitas serta keterampilan.Urban farming juga memberikan kontribusi penyelamatan lingkungan
terkait pemberdayaan sampah organik yang jumlahnya cukup tinggi, sekaligus
menciptakan kota yang bersih. Dilakukannya urban
farmingkota akan menjadi semakin hijau sehingga dapat menjadi media
penangkap oksigen guna meningkatkan mutu lingkungan dengan mengoptimalkan sisa
lahan sekitar rumah. Selain itu urban
faming juga berfungsi untuk ruang terbuka hijau yang bersifat memperbaiki
tatanan ekologis perkotaan yang syarat polusi.
Mengingat
teknologi pertanian perkotaan yang minimalis, memungkinkan untuk diterapkan
rumah-rumah, sekolah, pertokoan dan perkantoran kawasan pemukiman lainnya,jenis
tanaman pun beragam baik jenis bunga,buah,tanaman obat sayur mayur. Khusus di
rumah sekolah dapat dianjurkan sebagai extra kurikuler sekolah (pendidikan
karakter).Menurut beberapa pakar lingkungan dan pertanian, urban farming adalah rantai industri pertanian yang memproduksi,memproses,
menjual makanan dan energi untuk memenuhi kebutuhan konsumen kota. Semua
kegiatan dilakukan dengan metoda using dan re-using sumber alam dan limbah
perkotaan. Urban Farming juga sebagai
salah satu solusi mengatasi permasalahan lahan tidur dan lahan kristis yang
dibiarkan pemiliknya terbengkalai umumnya lahan tidur ini ditumbuhi tumbuhan
liar semak belukar tak jarang pula menjadi lokasi pembuangan sampah. Lahan
tidur milik pribadi ini yang dibiarkan semak tentunya mengganggu pemandangan
bahkan menjadi sarang binatang berbisa. Dengan menggalakkan pertanian perkotaan
tentunya telah membangun kesadaran masyarakat urban akan pentingnya
memberdayakan sisa lahan yang ada, apa lagi pengelolaannya dilakukan oleh
kelompok-kelompok masyarakat secara gotong royong. Urban farming sekaligus akan mendorong meningkatnya pola konsumsi
pangan masyarakat.
Kelebihan
Urban Farming
Urban
farming merupakan program yang adakan untuk membuat lahan
sempit dapat berfungsi sebagai tempat untuk melakukan aktivitas pertanian. Urban farming tentu memiliki beberapa
kelebihan, diantaranya adalah :
1. Menjadikan
lahan sempit menjadi tempat untuk pertanian yang menguntungkan.
2. Jika
urban farming serentak dilakukan,
maka kota hijau akan terwujud.
3. Sebagai
penunjang serta alat untuk mewujudkan ketahan pangan berbasis kearifan lokal.
Kelemahan
Urban Farming
Urban
farming selain memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan
antara lain
1. Membutuhan
media seperti kawat yang di rangkai bertingkat untuk peletakan polybag dalam
media tanam vertikal.
2. Membutuhkan
energi listrik untuk menggerakkan filter pada media tanam hidroponik.
3. Membutuhkan
keahlian serta ketelatenan dalam perawatan tanaman yang dilakukan secara urban farming.
Cara
melakukan urban farming
Urban
farming sangat mudah dilakukan, hanya di butuhkan penyesuaian dengan media
tanam yang dipakai. Tata cara penanamandan
penyemaian masih tetap sama, hanya saja penggunaan media tanam yang
berbeda.
Manfaat
urban farming
Manfaat dilakukannya urban farming ini banyak
sekali, karena dilihat dari tujuan diadakannya program urban farming ini adalah untuk memperbaiki ketahanan pangan yang
berbasis kearifan lokal serta menjadi salah satu cara untuk mewujudkan kota
hijau sehingga ketersediaan oksigen untuk pernafasan tercukupi, mengurangi
pemanasan bumi yang terjadi serta untuk memebuhi kebutuhan hobi bagi yang
menyukai aktifitas penghijauan serta memancing kreatifitas remaja dan
masyarakat untuk memunculkan ide-ide baru yang dapat memperbaiki atau
menjadikan urban farming menjadi lebih baik lagi bukan hanya dari segi media
tanam yang digunakan.
Media
tanam
media
tanam meupakan salah satu aspek penting dalam urban farming, karena dalam penggunaan media tanam dapat menetukan
persentase banyaknya tanaman yang akan dibudidayakan dengan cara urban farming tersebut. Misalnya
penggunaan polybag tanaman yang dapat dibudidayakan cukup banyak dengan
menggunakan media baru seperti kawat bertingkat sehingga polybag dapat disusun
secara vertikal karena terbatasnya lahan, atau dapat tetap menggunakan lahan
tersisa dengan media tiang, media tiang ini dapat di gandakan fungsinya sebagai
media tanam baru bagi tanaman yang merambat serta dapat dijadikan untuk tempat
parkir mobil atau sebagai gazebo kecil yang hijau di daerah perkotaan.
Tanaman
yang berbasis kearifan lokal
Tanaman
yang berbasis kearifan lokal merupakan tanaman yang memiliki manfaat mulai dari
batang, daun, buah ataupun bunga. Manfaat tersebut dapat digunakan misalnya
untuk bahan pokok untuk dikonsumsi ataupun obat herbal yang bermanfaat. Tanaman berbasis kearifan lokal ini juga
berfungsi untuk menaikkan kualitas ketahanan pangan yang berbasis kearifan
lokal yang saat ini mulai menjadi masalah karena semankin meningkatnya minat
masyarakat yang lebih memilih produk ekspor dari pada impor, sedangkan masalah
tersbut dapat diatasi dengan cara melakuka program urban farming yang dikhususkan pada tanaman yang berbasis kearifan
lokal, sehingga kualitas produk dalam negeri dalam bidang pertanian, bahan
pangan yang berbasis kearifan lokal dapat diminati oleh masyarakat.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
Pada
penelitian kali ini kami menggunakan dua metode untuk membantu kelancaran
jalannya penelitia ini. Metode observasi dan metode literatur.
1. Metode
Observasi
Metode observasi yaitu turun langsung ke lapangan, yang di
maksudkan turun langsung ke lapangan
adalah kami melakukan observasi mendata tentangurban
farming dengan caraalternative bercocok tanam menggunakan media tanam baru.
Setelah mendapatkan data dari observasi yang kami lakukan, maka kami mencoba
untuk menerapkan urban farming yang
mengarah pada ketahanan pangan yang berbasis kearifan lokal. Selama kami
melakukan percobaan tersebut kami juga mengamati cocok atau tidaknya program urban farming untuk mewujudkan
pengelolaan lingkungan untuk pertanian berkelanjutan guna memajukannya
ketahanan pangan yang
berbasis kearifan lokal.
2. Metode
Telaah Literatur
Metode telaah literatur
yaitu mengumpulkan data dan informasi yang kami butuhkan seputar urban farming, cara alternatif bercocok tanam dan berbagai macam media
baru untuk melakukan urban farming serta bahan pangan yang berbasis kearifan
lokal . Data atau informasi yang kami dapatkan dapat berasal dari buku-buku
panduan ataupun informasi maya yaitu internet.
BAB IV
PEMBAHASAN
Hasil
Observasi
Observasi
untuk penelitian kali ini kami lakukan di lingkungan sekolah kami SMA IPIEMS
Surabaya. Observasi kami lakukan di sekolah, karena sekolah kami membentuk
organisasiyang bernama “ Eco School “.
Organisasi tersebut dibentuk dan memiliki tujuan untuk menjalankan progam
penghijauan sekolah. Salah alasan yang membuat kami memutuskan ntuk menjadikan
sekolah kami sebagai objek observasi adalah program yang sedang dijalankan oleh
organisasi “ Eco School “ , salah
satu program penghijauan yang sedang dilakukan dengan media vertikal, ini
menjadikan daya tarik bagi kami untuk melakukan observasi di sekolah kami.
Media tanam yang digunakan pada program penghijauan yang dilakukan di sekolah kami adalah pot
yang disususn secara vertikal karena terbatasnya lahan sisa yang ada. tanaman
yang digunakan adalah tanaman hias yang tidak sulit untuk perawatannya.
Selain
dilingkungan sekolah, kami melakukan observasi di lingkungan rumah, berikut
gambar yang kami dapatkan sebagai hasil
observasi kami :
Dari observasi yang kami lakukan
dilingkungan perumahan kota Surabaya, kami mendapatkan salah satu penerapan urban farming oleh masyarakat dengan
media tanam tetap menggunakan sisa lahan dan menggandakan fungsi garasi mobil
sebagai media baru dalam bercocok tanam. Tanaman yang digunakan dalam gambar
diatas dikhususkan untuk taaman merambat yang kemudian bermanfaat untuk
menjadikan garasi teduh, contohnya adalah tanaman markisa dan pare. Markisa dan pare merupakan salah satu tanaman
merambat yang juga bermanfaat sebagai
bahan yang dapat dikonsumsi. Selain menghemat pengeluaran program urban farming juga dapat dijadikan
sebagai salah satu cara untuk melestarikan bahan pangan yang berbasis kearifan
lokal tersendiri.
Pada observasi yang kedua, kami
melakukannya disekolah kami. Karena melihat program penghijauan yang diadakan
disekolah kami juga menggunakan program yang sama, hanya saja penggunaan
tanaman yang berbeda. Jika dalam urban
farming tanaman yang digunakan adalah tanaman pertanian atau tanaman yang
nantinya akan bermanfaat untuk dikonsumsi, untuk penghijauan disekolah kami
tanaman yang digunakan tidak lain adalah tanaman hias. Pada urban farming penggunaan tanaman yang
berbasis kearifan lokal sudah pasti, namun urban
farming juga dapat menggunakan
tanaman yang juga berfungsi sebagai bahan obat herbal alami, jadi untuk program
urban farming itu sendiri bukan hanya dikhusukan pada
tanaman yang bermanfaat untuk bahan pangan, melainkan uga dapat menggunakan
tanaman yang berguna untuk hal lainnya.
Setelah melakukan observasi di dua lokasi, kami mulai
merencanakan untuk melakukan program urban
farming
ditempat lain. Lokasi yang kami
pilih untuk melakukan percobaan urban
farming adalah labolatorium sekolah kami SMA IPIEMS Surabya yang memiliki
sisa lahan sempit sehingga kami dapat memanfaatkannya sebagai lokasi percobaan
urban farming, sehingga dapat menambah pengetahuan kami serta melengkapi karya
tulis yang kami buat.
Setelah menyiapkan lokasi untuk melakukan percobaan urban farming, kami mulai memilih media
tanam sebagai media yang nantinya akan kami gunakan, media tanam yang kami
gunakan untuk percobaan kali ini adalah pot, karena mengingat program urban farming juga memanfaatkan
peralatan yang sudah tidak digunakan lagi sehingga dapat berguna kembali. Pot
yang kami gunakan adalah sisa dari pot yang tanamannya sudah tdak dapat tumbuh
lagi, selain itu kami juga menggunakan media tanam hidroponik karena mengingat
banyaknya wadah sisa penelitian yang telah dilakukan oleh siswa-siswi SMA
IPIEMS Surabaya setelah melakukan study tour. Jenis tanaman yang kami gunakan
tentunya adalah tanaman yang berbasis kearifan lokal seperti sawi, tomat dan
pare.
Kami menggunakan tanaman pare, sawi dan tomat dikarenakan tanaman tersebut
kebanyakan digunakan setiap hari untuk bahan pangan masyarakat. Jika kita dapat
menanam dan menghasilkan hasil yang baik dengan perawatan sendiri kenapa tidak
kita melakukan program urban farming
secara serentak dengan jenis tanaman yang berguna yang kita inginkan, hal ini
dapat merubah kualitas bahan pangan yang akan dikonsumsi oleh masyarakat dan
dapat lebih melestarikan bahan pangan lokal.
(Gambar percobaan program urban farming yang kami lakukan di labolatorium SMA IPIEMS Surabaya )
Setelah kami melakukan observasi dan melakukan percobaan
langung tentang urban farming, kami menyimpulkan
bahwa program uraban
farming dapat menjadi salah satu cara untuk mengatasi masalah tentang
pengelolaan lingkungan untuk pertanian berkelanjutan ( sustainability agriculture ), guna menwujudkan ketahanan pangan
berbasis kearifan lokal.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Simpulan
yang dapat ditarik dari penerapan urban
farming dilihat dari permasalahan
yang ada dan observasi serta percobaan penerapan urban farming yang telah kami lakukan di sekolah kami, maka program
urban farming dapat menjadi salah
satu cara untuk mengatasi bagaimana mengelola lingkungan untuk mencapai
pertanian berkelanjutan sehingga ketahanan pangan berbasis kearifan lokal dapat
terwujud.
Saran
Saran
yang ingin kami ajukan setelah melakukan beberapa observasi dan melakukan
penerapan langsung program urban farmng
di sekolah adalah, pemerintah segera
merealisasikan program urban farming secara merata di seluruh Indonesia agar
permasalahan pengelolaan lingkungan dapat diatasi dan ketahanan pangan berbasis
kearifan lokal dapat ditingkatkan kembali melalui urban faming.
DAFTAR PUSTAKA